Mantap! Lombok Titik Penting Migrasi Burung Dunia

Posted on

Nusa Tenggara Barat (NTB) ternyata bukan sekadar destinasi wisata bahari, tapi juga jalur emas dalam peta migrasi burung dunia. Menurut Ahli Ekologi Hewan Universitas Mataram Prof. I Wayan Suana wilayah ini menjadi titik penting persinggahan ribuan burung migran dari berbagai belahan bumi yang melintasi langit Indonesia setiap tahun.

NTB memiliki posisi strategis dan memiliki ekosistem yang mendukung proses migrasi burung tersebut. “Sumbawa dan Pulau Moyo ada di jalur East Asian – Australasian Flyway (EAAF), salah satu jalur migrasi burung terbesar di dunia,” ujar Suana dilansir Antara, Kamis (9/10/2025).

Suana menjelaskan jalur EAAF dilalui jutaan burung setiap tahun yang bermigrasi dari kawasan Siberia dan Asia Timur menuju Australia dan Selandia Baru untuk menghindari musim dingin.

Pulau Lombok yang berada di antara wilayah belahan bumi utara dan selatan menjadi titik persinggahan penting bagi migrasi burung untuk mencari makan dan beristirahat.

Menurutnya, faktor keanekaragaman ekosistem turut mempengaruhi alasan mengapa migrasi burung sering mampir ke Nusa Tenggara Barat. Kondisi lingkungan berupa pesisir, mangrove, padang savana, hingga hutan hujan tropis tersedia lengkap di Nusa Tenggara Barat.

Suana mengungkapkan bahwa migrasi burung tidak hanya melewati dan beristirahat di Sumbawa dan Pulau Moyo, namun ada juga burung yang akhirnya menetap lebih lama, karena persediaan makanan dan habitat yang mendukung.

Bahkan, pulau-pulau kecil di sekitar Nusa Tenggara Barat juga berpotensi menjadi tempat singgah alami di tengah perjalanan. Selain kedua wilayah tersebut, ada Ekowisata Mangrove Bagek Kembar di Sekotong, Kabupaten Lombok Barat yang juga menjadi wilayah singgah bagi burung-burung yang melakukan migrasi.

“Bagek Kembar karena di sana terdapat teluk yang luas, dan ketika surut menjadi tempat burung-burung migran, seperti Trinil, Gajahan, dan lainnya mencari makan,” kata Suana, yang juga dosen Fakultas MIPA Universitas Mataram tersebut.

Suana mengatakan jenis burung raptor sering melintas dan singgah di Mentigi atau daerah perbukitan di NTB.

Ketika musim dingin melanda belahan bumi bagian utara, burung-burung daerah tersebut akan mencari wilayah yang lebih hangat, seperti NTB. Begitupun sebaliknya, saat daratan di belahan bumi selatan masuk musim dingin, burung-burung juga melakukan migrasi ke daratan hangat.

Musim dingin mengakibatkan sumber makanan terbatas dan hewan unggas mesti hibernasi sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi lingkungan ekstrem.

Dengan kondisi tersebut, burung-burung laut dan pantai harus bermigrasi ke wilayah beriklim tropis untuk bertahan hidup. Perubahan iklim sangat krusial dalam menentukan kehidupan burung di alam liar.

Jika dikelola dengan baik, potensi itu dapat dikembangkan menjadi bentuk ekowisata unggulan seperti wisata pengamatan burung (birdwatching), fotografi satwa liar, hingga festival migrasi burung yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Keunggulannya tidak hanya terletak pada nilai konservasi dan pengalaman wisata yang unik, tetapi juga pada peluang ekonomi yang terbuka luas bagi masyarakat lokal-mulai dari pelatihan pemandu burung, pengelolaan homestay ramah lingkungan, hingga usaha kuliner dan kerajinan khas.

Saksikan Live DetikPagi :