Misi Batik Air, dari Indonesia Menuju Dunia, Pelayanan Harus Tanpa Kompromi

Posted on

Founder Lion Group Rusdi Kirana menegaskan bahwa Batik Air bukan sekadar maskapai, melainkan misi pelayanan udara yang mengedepankan kelas, integritas, dan tanggung jawab global.

Menurut Rusdi, Batik Air telah melampaui batas domestik. Maskapai ini kini tak hanya beroperasi di Indonesia, tetapi telah memperluas sayapnya ke luar negeri melalui Batik Air Malaysia, dan tengah bersiap menjajaki peluang untuk negara lain seperti Korea dan Australia. Terbang ke Eropa pun menjadi cita-cita tertinggi.

“Pilot-pilot dan pramugari dari Indonesia sudah kami kirim ke Malaysia. Mereka terbang ke Uzbekistan, Asia Timur, Jepang, China, Korea, Australia, bahkan ke Saudi. Suatu hari nanti kami ingin masuk ke Eropa,” ujarnya dalam perayaan ulang tahun ke-12 Batik Air, di Lion Operation Center, Tangerang, Banten.

Namun ekspansi ini bukan tanpa tantangan. Rusdi menyebut bahwa Batik Air membawa tekanan yang lebih tinggi dibandingkan lini penerbangan lain di grupnya seperti Wings Air, Super Air Jet, dan Lion Air. Ini karena profil penumpangnya yang dianggap sangat penting, bahkan VVIP.

“Karena profil penumpangnya, profil penumpangnya, bukan berarti penumpang Lion Air atau Super Air Jet kita tidak menghargai, kita menghargai pasti. Bahkan kalau saya berdoa, tidak hanya pesawat-pesawat yang kami operasikan, tapi saya juga berdoa untuk pesawat-pesawat yang dioperasikan oleh airline-airline lain. Karena bagi saya adalah, siapapun penumpangnya, penumpang kami atau penumpang airline-airline lain adalah nyawa yang harus kita jaga. Karena mereka dibutuhkan dan sangat mereka diharapkan oleh keluarganya untuk kembali dengan selamat. Namun untuk Batik, penumpang itu sangat-sangat VVIP, VVIP yang saya tidak bisa sebutkan siapa tapi VVIP. Nah tidak mudah, tidak mudah untuk menjalankan misi itu setiap hari, setiap detik, setiap menit, setiap jam. Penumpang yang VVIP itu yang punya kepentingan lebih penting, itu membuat kita pressure-nya lebih tinggi,” ujarnya.

Batik Air lanjut Rusdi sudah mendeklarasikan diri sebagai maskapai yang mengusung konsep full service. Rusdi menekankan bahwa deklarasi full service airline harus diikuti oleh tindakan nyata di lapangan mulai dari keramahan pramugari hingga kebersihan kabin yang menyeluruh. “Armrest, tray table, headrest, semua harus bersih. Seragam pramugari jangan robek-robek, nggak bisa. Batik Air harus perfeksionis,” ujarnya.

Rusdi juga menyampaikan bahwa keamanan penerbangan adalah hal wajib dan tidak perlu diperdebatkan lagi, setara dengan standar yang dijunjung maskapai global seperti Singapore Airlines, Emirates, Lufthansa, atau Qatar Airways. “Safety sudah tidak perlu kita bicarakan lagi. It’s a must, karena itu sudah mandatory,” tegasnya.