Sejak 2022, orang tua di Inggris harus merogoh kocek hingga Rp 820 miliar gara-gara membawa anak-anak berlibur saat jam sekolah. Meski berisiko didenda dan dikenai sanksi hukum, banyak yang tetap nekat mengajak anak bolos sekolah demi liburan.
Dikutip dari Independent, Kamis (1/5/2025), data dari Confused.com menunjukkan lebih dari 873.000 surat denda telah dikeluarkan untuk ketidakhadiran sekolah yang tidak sah di Inggris dan Wales antara 2022 hingga 2024.
Mayoritas denda diberikan di Inggris, dengan lebih dari 873.000 kasus, dibandingkan hanya sekitar 2.700 kasus di Wales. Informasi itu diperoleh Confused.com melalui permintaan Freedom of Information (FOI) kepada otoritas pendidikan lokal pada Februari 2025.
Sejak Agustus 2025, pemerintah menetapkan bahwa orang tua yang bepergian bersama anak mereka saat masa sekolah berlangsung bisa didenda hingga 160 pound sterling (sekitar Rp 3,5 juta) per anak, per orang tua. Jika tidak dibayar dalam waktu 28 hari, kasusnya bisa dilanjutkan ke ranah hukum.
Meski ancaman hukuman cukup tegas, survei OnePoll terhadap 1.200 orang tua pada April 2025 menemukan bahwa hampir dua dari lima orang tua yang anaknya absen tanpa izin mengaku membawa mereka liburan.
Alasan utama? Harga tiket dan akomodasi yang lebih murah di luar musim liburan sekolah. Mereka liburan di hari-hari masuk sekolah demi menghindari mahalnya tiket liburan musim panas.
Faktanya, para orang tua bisa menghemat rata-rata 567 pound sterling dengan liburan di luar musim puncak. Bahkan, 16 persen keluarga mengatakan mereka mendapat diskon hingga 1.000 pound sterling karena memilih waktu liburan di masa sekolah.
Walau aturan terus diperketat, sebanyak 86 persen orang tua tetap mempertimbangkan untuk membawa anak-anak mereka liburan saat sekolah berlangsung. Itu tergantung usia anak dan situasi keluarga.