Pantai Mandorak di Sumba Barat Daya, NTT, dikenal karena keindahan alamnya yang masih alami dan sepi dari keramaian. Sayangnya, pesona tersebut mulai tercoreng akibat maraknya pungutan liar yang dikeluhkan sejumlah wisatawan.
Letak Pantai Mandorak berada persis di Desa Pero Batang, Kecamatan Kodi. Tak seperti pantai-pantai di Lombok yang banyak dikunjungi wisatawan, Pantai Mandorak ini masih terbilang sepi meski sudah mulai banyak yang mengetahuinya.
Namun sayangnya, keindahan tersebut harus tercoreng dengan adanya pungutan liar oleh oknum masyarakat di sana. detiktravel melongok ulasan di Google Review. Dalam kolom penilaian banyak yang mengulas pantai tersebut, sebagian beropini bagus, sebagian lain memberikan komentar negatif.
Pantai Mandorak dalam Google Review diberi ponten 4,5 dari 5 bintang dan mendapat sekitar 477 ulasan. Salah satu yang mengulas positif adalah akun bernama Agustine Dwi, mengatakan Pantai Mandorak sebagai surga yang terletak di bumi.
“Surga yang ada di Bumi! Saya sangat beruntung memiliki kesempatan untuk melihat pantai yang indah ini, tempat yang wajib dikunjungi saat berada di Sumba. Pantai kecil dengan pasir putih di antara terumbu karang besar, air laut berwarna biru toska benar-benar dapat membuat Anda merasa tenang,” tulisnya.
Agustine juga merekomendasikan untuk datang ke Panati Mandoral di kala pagi. Karena saat air mulai pasang, ombak di pantai tersebut cukup besar.
“Datanglah pagi-pagi sekali karena ombaknya masih tenang. Saat air pasang, ombaknya sangat besar dan kuat. Jadi berhati-hatilah saat mengambil foto,” kata Agustine.
Adapun ulasan-ulasan positif lainnya tentang Pantai Mandorak namun di akhir ulasan mereka untuk jangan kaget ketika terdapat masyarakat atau anak-anak mengikuti seperti yang dikatakan akun bernama Natalia W.
“Surga tersembunyi di Bumi! Pantainya kecil tapi cantik banget, pasirnya putih banget plus terumbu karang, dan hijaunya tanaman jadi perpaduan yang sempurna. Yang bikin kurang nyaman cuma anak-anak yang ngikutin kita ke mana-mana buat minta permen atau uang, padahal kita suruh mereka untuk nunggu di pintu masuk,” ujar Nataia.
Tapi ia tetap menegaskan jika Pantai Mandorak ini wajib untuk dijelajahi. Ulasan tegas diberikan oleh akun bernama Anastasiya Yurchikova. Ia sampai di tempat tersebut menjelang matahari terbenam dan ia menyebut masyarakat di sana begitu agresif untuk memintainya uang sebesar Rp 100 ribu.
“Kami tiba di pantai sekitar pukul 17.45 untuk menghabiskan waktu sekitar 15 menit di pantai saat matahari mulai terbenam. Penduduk setempat sangat agresif dan memaksa kami membayar Rp 100 ribu untuk pergi ke pantai, kami tidak merasa aman di sana, tidak direkomendasikan. Pantainya bagu meskipun seluruh kesannya dirusak oleh penduduk setempat yang agresif,” tulis Anastasiya.
Praktik pungli ini juga terjadi di wilayah NTT lainnya, tepatnya di Kampung Adat Ratenggaro. Video pungutan itu pun viral di media sosial dan langsung mendapat respon dari Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena.
Ia begitu menyayangkan kejadian tersebut yang dinilai merusak citra pariwisata Nusa Tenggara Timur.
“Karena ini merupakan citra pariwisata Nusa Tenggara Timur, maka harus segera dibenahi dan diselesaikan sesegera mungkin,” kata Laka Lena dikutip dari detikbali.