Mendaki gunung menjadi aktivitas berwisata yang sedang naik daun. Para pendaki pemula diminta tidak menyepelekan persiapan saat mendaki gunung.
Peningkatan jumlah pendaki dari tahun ke tahun beriringan dengan semakin meningkatnya jumlah pendaki yang celaka di gunung. Mulai dari tersesat, jatuh hingga terluka atau patah tulang, hipotermia, bahkan meninggal dunia.
Salah satu pemandu gunung yang berbasis di kaki Gunung Slamet, Jawa Tengah, Lazuardi, kondisi itu lebih banyak disebabkan ketidaksiapan si pendaki. Apalagi, belakangan para ada saja pendaki yang naik gunung karena ikut-ikutan, terpengaruh teman atau pun influencer.
Ade, sapaan karib Lazuardi, mengingatkan agar pendaki pemula tidak tiba-tiba naik gunung. Dia mengingatkan bahwa pendaki pemula wajib memiliki bekal dasar sebelum berangkat. Bekal itu meliputi kesiapan peralatan, fisik, dan kemampuan dasar yang harus dipenuhi agar pendakian tetap aman dan nyaman.
Peralatan dan Perlengkapan Dasar Wajib Bawa
Peralatan bukan sekadar pelengkap gaya. “Ini terkait keselamatan si pendaki,” kata Ade.
Berikut perlengkapan dasar yang tidak boleh diabaikan oleh pendaki pemula:
1. Pakaian hangat
Cuaca gunung bisa berubah drastis. Hipotermia adalah ancaman nyata bahkan di gunung yang tidak terlalu tinggi.
2. Sleeping bag
Tubuh butuh perlindungan dari dingin saat istirahat. Sleeping bag jadi alat vital untuk mencegah kedinginan berlebihan.
3. Alat kemah
Tenda, matras, dan perlengkapan tidur yang memadai adalah keharusan agar tetap aman di jalur pendakian.
4. Alat masak dan makan
Energi harus terus terjaga. Makanan hangat bisa jadi penyelamat di tengah dinginnya alam.
5. Sepatu teekking (bukan sepatu trail run)
Medan gunung berbatu dan licin membutuhkan sepatu yang benar-benar didesain untuk pendakian, bukan sekadar lari lintas alam. Jenama yang dipilih juga sebaiknya telah teruji bisa digunakan di gunung-gunung tropis dengan medan tanah, berpasir, dan berbatu.
6. Pakaian lapangan lengan panjang dan celana panjang
Melindungi dari gigitan serangga, sinar matahari, hingga semak belukar.
7. Emergency blanket
Ringan tapi sangat penting dalam keadaan darurat untuk menjaga suhu tubuh.
Persiapan Fisik
“Gunung itu bukan tempat untuk coba-coba tanpa persiapan fisik. Walaupun sekarang banyak yang menganggap bisa “jalan santai” ke puncak, kenyataannya tetap dibutuhkan kekuatan dan daya tahan,” kata Ade.
1. Joging ringan
Melatih stamina dan pernapasan sebelum naik gunung. Lebih sip lagi jika dilatih joging dengan trek tanjakan dan turunan.
2. Angkat beban
Berguna untuk memperkuat otot-otot tubuh, terutama kaki, paha, dan punggung yang akan banyak bekerja saat membawa beban.
Kemampuan Dasar yang Wajib Dimiliki
Selain alat dan fisik, pengetahuan dasar adalah hal yang tak bisa ditawar. Inilah yang membedakan pendaki tangguh dan sekadar “penumpang tren”.
1. Orientasi medan dan cuaca dasar
Paham arah jalur, medan yang akan dihadapi, serta membaca cuaca gunung adalah kunci selamat.
2. Survival dasar
Mengerti cara bertahan hidup saat terpisah dari rombongan, kehabisan logistik, atau dalam situasi genting.
3. Komunikasi darurat
Tahu bagaimana cara meminta bantuan, mengenali titik sinyal, dan menggunakan alat komunikasi seperti peluit atau radio.
4. Gunakan jasa pemandu bila perlu
“Kalau memang belum yakin dengan kemampuan sendiri, gunakan jasa pemandu profesional yang tersertifikasi,” kata Lazuardi.
Di Indonesia, pemandu pendakian gunung tergabung dalam APGI. Mereka terlatih menghadapi situasi darurat dan paham standar keselamatan.