Perlu Perubahan Mindset untuk Membangun Pariwisata Berkelanjutan

Posted on

Pentingnya menerapkan pariwisata berkalanjutan akan membuat kelangsungan pariwisata Indonesia ini semakin sehat. Namun harus dimulai dengan perubahan mindset, mengingat peran prinsip ini bukan hanya jangka pendek saja melainkan jangka panjang.

Dalam kesempatan workshop ‘Empowering Sustainable Tourism: Integrating Blue, Green, and Circular Economy (BGEC) in Tourism Operations’ yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata di Hotel Central Park, Jakarta, Selasa (26/8/2025). Kegiatan tersebut digelar guna memberikan pemahaman yang luas dan percepatan penerapan pariwisata berkelanjutan.

Asisten Deputi Bidang Manajemen Usaha Pariwisata Berkelanjutan Kemenpar, Amnu Fuadiy, menjelaskan kini wisatawan sudah banyak yang menilai pariwisata negara tertentu dari pendekatan berkelanjutan. Ia mencontoh pasar dari Eropa, Amerika hingga negara lainnya telah banyak yang memperhatikan aspek tersebut.

“Bahkan ketika mereka mau berwisata, mereka sudah langsung melihat tagging-nya ‘oh ini tagging-nya pro enviroment’, ‘oh ini hotel yang sudah sangat memperhatikan prinsip-prinsip hijau’, kemudian travel yang sudah ramah lingkungan. Kegiatan-kegiatan itu menjadi concern sebagian besar pasar di Uni Eropa dan Amerika,” jelas Amnu.

Amnu juga menerangkan tantangan besar yang melingkupi penerapan pariwisata berkelanjutan ini. Ia menyebut mengubah mindset adalah kuncinya, perlu shifting dari sudut pandang biaya menjadi peluang.

Kemudian, secara umum masyarakat Indonesia menurutnya belum sepenuhnya memiliki kesadaran tentang isu keberlanjutan. Contoh kecilnya seperti ketika berada di hotel mengambil makanan yang banyak tapi tidak dihabiskan hingga pemborosan air.

“Nah itu kita perlu kampanye yang masif untuk merubah mindset bahwa kita sudah mengeluarkan uang untuk leisure atau kenikmatan di hotel, restoran, tapi kita tetap harus memperhatikan prinsip-prinsip kelanjutan,” kata Amnu.

“Makan secukupnya jangan sampai tidak dihabiskan karena akan menghasilkan sampah. Sampah nanti ini akan menjadi beban karena biaya untuk angkut sampahnya besar, kalau dibiarkan dia menghasilkan metan yang emisinya lebih besar daripada asap,” terangnya saat jeda istirahat workshop.

Dalam upaya percepatan pariwisata berkelanjutan ini, Kementerian Pariwisata berkolaborasi dengan Kementerian Bappenas yang juga diberikan dukungan dana oleh COMCEC (Committee for Economic and Commercial Cooperation) di bawah naungan Organisation of Islamic Cooperation (OKI).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *