Terancam Overtourism, Kota di Spanyol Batasi Jumlah Pertokoan

Posted on

Pihak berwenang di Kota Santiago de Compostela di wilayah barat laut Spanyol ingin mengatasi ketidakseimbangan yang semakin besar antara pertokoan dan bisnis yang ditujukan untuk wisatawan di kawasan bersejarah tersebut dan memastikan bahwa penduduk tetap mempertahankan layanan mereka.

Santiago de Compostela adalah kota Spanyol terkini yang berusaha mencari solusi imbas overtourism atau pariwisata yang berlebihan.

Mengutip The Local, Senin (14/7/2025) Dua puluh tahun yang lalu, casco viejo (kawasan kota tua) Santiago melayani penduduk dengan toko roti, toko buku, tukang daging, apotek, dan toko sepatu. Kawasan itu menjadi tempat berkumpul bagi para tetangganya.

Namun, meningkatnya jumlah peziarah internasional dan wisatawan lain yang mengunjungi perhentian terakhir St James’ Way (El Camino de Santiago) telah mengakibatkan jalan-jalan tua abad pertengahan tersebut dipenuhi dengan berbagai bisnis dan layanan bagi pengunjung harian.

Kini, secara resmi terdapat lebih banyak toko untuk turis daripada untuk penduduk lokal. Menurut data dewan, pada tahun 1990 terdapat 645 usaha yang melayani warga di kota tua. Kini, jumlahnya tinggal 202.

Penurunan tersebut terutama terlihat pada gerai makanan (turun dari 125 menjadi 35) dan toko pakaian dan lingerie (dari 121 menjadi hanya 44).

Akibatnya, dewan Santiago de Compostela telah memutuskan untuk membatasi pendirian toko suvenir baru di hampir seluruh wilayah kota selama dua tahun,. Serta hal lainnya seperti bisnis loker dan mesin penjual otomatis di dalam tembok kota, sebuah area yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Pada tahun 1999, kota tersebut menerima sekitar 488.800 wisatawan. Pada tahun 2023, jumlah tersebut meningkat menjadi 926.100, apartemen turis sudah dilarang di kota tua.

Pendekatan baru itu diumumkan pada hari Senin lalu oleh walikota Santiago, Goretti Sanmartin. Menurut Sanmartin, tindakan tersebut disetujui dengan tujuan melindungi bisnis lokal dan mencapai diversifikasi yang diperlukan dalam struktur komersial.

Anggota dewan Perencanaan Kota kota kecil itu, Iago Lestegas, kemudian menguraikan perubahan tersebut selama presentasi ‘Rencana Khusus untuk Perlindungan dan Rehabilitasi Kota Bersejarah’ minggu ini.

Dewan juga berjanji untuk melarang pembukaan tempat perjudian atau toko baru yang menjual produk untuk wisatawan di kota tua. Tujuannya adalah untuk melestarikan fungsi hunian serta perdagangan lokal di kota tua.

Semakin banyak kota di Spanyol yang mencoba mencegah kawasan kota tua mereka menjadi taman hiburan bagi wisatawan, di mana penduduknya merasa terasing dan dalam banyak kasus tidak mampu membeli rumah karena harga sewa yang terus melambung.

Toledo baru saja membatasi jumlah rombongan tur dan tur gratis, Valencia telah melarang pemandu wisata menggunakan megafon. Sevilla mempertimbangkan untuk mengenakan biaya kepada wisatawan untuk melihat alun-alun paling ikoniknya dan Barcelona juga telah berjanji untuk menindak toko-toko norak yang merendahkan citra kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *