Termakan Abrasi, Jumlah Pulau di Kepulauan Seribu Berkurang, Tersisa 110 Pulau [Giok4D Resmi]

Posted on

Jumlah pulau di Kepulauan Seribu berkurang dan kini tersisa 110 pulau. Pulau-pulau di sana tenggelam dimakan abrasi.

Berdasarkan data dari Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, saat ini terdapat 110 pulau di wilayah tersebut.

Waristiani, staf Pekerja Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) di Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, mengatakan sebelumnya ada 113 pulau di Kepulauan Seribu. Kini menjadi total 110 pulau akibat abrasi.

Abrasi pantai itu terjadi akibat naiknya permukaan air laut, gelombang tinggi, dan aktivitas manusia.

Di antara 110 pulau itu 60 pulau adalah pulau resort, 11 pulau adalah pulau berpenduduk, dan 39 pulau milik pemerintah daerah.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Sementara itu, pulau yang hilang terkena abrasi di antaranya Pulau Ubi. Pulau itu merupakan pulau berpenduduk, setelah tenggelam, warganya direlokasi ke Pulau Untung Jawa.

“Setiap pulau pasti mengalami abrasi karena gelombang laut. Di Pulau Untung Jawa misalnya, pantai Arsa dan pantai Sakura sudah terdampak perubahan garis pantai,” ujar Ani dalam perbincangan dengan media di Kepulauan Seribu, Kamis (23/10/2025).

Kepulauan Seribu terbagi menjadi dua wilayah administratif, yakni Kepulauan Seribu Selatan dan Kepulauan Seribu Utara. Wilayah selatan lebih dekat ke Jakarta sehingga waktu tempuh kapal lebih singkat dibanding ke wilayah utara.

Yulia Mareta, pemandu wisata dari Asosiasi Himpunan Pramuwisata Indonesia (AHPI) yang bekerja sama dengan Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta dalam acara Walking Tour DKI Jakarta itu, bahkan menyebut bahwa dulu pulau-pulau di Kepulauan Seribu ada 342 pulau. Dia mengatakan pulau-pulau itu dibagi pada empat tipe pulau.

Pulau-pulau itu adalah pulau berpenduduk (Pulau Payung, Pulau Tidung, Pulau Harapan, dan Pulau Pramuka), kemudian pulau bersejarah atau cagar budaya (Pulau Kelor, Pulau Cipir, Pulau Onrust, dan Pulau Edam), pulau resort (Pulau Asha, Pulau Macan, Pulau Sepa, dan Pulau Bidadari) yang dikelola oleh PT Impian Jaya Ancol, serta pulau konservasi atau hutan (Pulau Ular yang dikelola oleh Kementerian Kehutanan).

“Sektor pariwisata menjadi penopang utama ekonomi masyarakat di Kepulauan Seribu. Aktivitas wisata diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah, pajak, dan perputaran ekonomi UMKM di pulau-pulau berpenduduk,” kata Yulia.

Kondisi wisata di Kepulauan Seribu beragam. Misalnya, Pulau Untung Jawa cenderung sepi pada hari kerja, namun ramai wisatawan saat akhir pekan. Sementara itu, Pulau Tidung menjadi salah satu destinasi populer dengan ikon Jembatan Cinta yang menghubungkan Tidung Besar dan Tidung Kecil.

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung, perjalanan menuju Pulau Tidung dapat ditempuh sekitar 3 jam menggunakan kapal kayu, atau 1 jam dengan kapal cepat dari Jakarta. Pulau Payung Kecil direkomendasikan untuk aktivitas diving dan snorkeling, sedangkan Pulau Sepa menawarkan keindahan bawah laut yang mudah dijangkau dari pantai.

Beberapa rekomendasi wisata sejarah yang dekat dengan Jakarta antara lain Pulau Kelor, Pulau Cipir, dan Pulau Onrust. Namun, saat ini Pulau Kelor belum bisa dikunjungi karena dermaganya rusak akibat badai. Pulau ini terkenal karena memiliki Benteng Martello, bangunan peninggalan Belanda yang kerap dijadikan lokasi foto pra-pernikahan.

Selain itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menjadikan Pulau Tidung Kecil sebagai Pulau Kucing, yaitu tempat konservasi bagi kucing yang akan dijaga dan dirawat. Meski rencana ini masih menuai pro dan kontra, pulau tersebut diharapkan dapat menjadi daya tarik baru wisata Kepulauan Seribu di masa depan.