Pertumbuhan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke China terus berlanjut hingga kuartal ketiga 2025. Ternyata, ini kuncinya:
Kunci itu adalah perluasan kebijakan akses bebas visa yang terus dilakukan oleh negara Tirai Bambu tersebut. Selama periode Juli hingga September 2025, sebanyak 7,246 juta warga negara asing melakukan kunjungan ke China melalui kebijakan bebas visa.
“Angka itu menandai peningkatan sebesar 48,3 persen secara tahunan (year on year/yoy),” demikian ungkap Administrasi Imigrasi Nasional (National Immigration Administration/NIA) China pada Kamis (16/10).
“Kunjungan bebas visa menyumbang sebesar 72,2 persen dari total kedatangan warga negara asing,” imbuh pihak NIA.
Dalam beberapa tahun terakhir, China terus memperluas kebijakan perjalanan bebas visa bagi warga negara asing yang datang ke negara tersebut. Saat ini, wisatawan dari 76 negara dapat menikmati kebijakan bebas visa secara sepihak maupun timbal balik.
Sementara itu, warga negara dari 55 negara lainnya dapat berkunjung ke China dengan memanfaatkan kebijakan bebas visa transit hingga 10 hari, sebelum melanjutkan perjalanan ke destinasi ketiga.
Negara terbaru yang ditambahkan China ke dalam daftar kedatangan bebas visanya adalah Rusia. Sejak kebijakan tersebut mulai diberlakukan pada 15 September, jumlah warga Rusia yang masuk ke China meningkat signifikan.
Setibanya di Bandara Internasional Baiyun Guangzhou, wisatawan asal Rusia bernama Anna Ivanova mengungkapkan kekagumannya atas proses masuk Imigrasi China yang sangat cepat.
“Hanya membutuhkan sekitar 20 menit sejak saya turun dari pesawat hingga menyelesaikan proses masuk. Bepergian ke China kini menjadi sangat mudah berkat kebijakan bebas visa,” ujar dia.
“Selama masa libur Hari Nasional China dan Festival Pertengahan Musim Gugur yang berlangsung selama delapan hari pada awal Oktober, kebijakan perjalanan bebas visa dan langkah-langkah fasilitasi perjalanan yang lebih baik turut mendorong peningkatan pariwisata inbound, dengan negara-negara seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Rusia, Jepang, dan Malaysia menjadi sumber utama kedatangan wisman,” papar laporan dari platform perjalanan Trip.com.
Karena libur Chuseok Korea tahun ini bertepatan dengan masa libur delapan hari di China tersebut, pemesanan perjalanan dari Korea Selatan ke China untuk periode tersebut mengalami lonjakan sebesar 200 persen.
Tagar “terbang ke China langsung sepulang kerja pada Jumat” pun mulai menjadi tren di platform-platform media sosial di Korea Selatan.
Moon Chung-in, seorang profesor emeritus dari Universitas Yonsei Seoul, mengatakan bahwa melalui kebijakan perjalanan bebas visa China, generasi muda Korea kini memiliki lebih banyak kesempatan untuk memahami China, masyarakat China, dan budaya China.
“Saya harap pihak Korea juga dapat melonggarkan pembatasan yang ada, agar masyarakat China juga dapat memahami budaya dan masyarakat Korea secara lebih baik lagi,” tutur Moon.
Menurut NIA, perjalanan lintas perbatasan yang dilakukan oleh warga asing selama periode liburan itu melonjak 21,6 persen menjadi 1,43 juta. Sebanyak 751.000 warga asing tercatat masuk ke China.
Termasuk juga 535.000 orang di antaranya yang masuk melalui kebijakan perjalanan bebas visa. Masing-masing angka itu menunjukkan kenaikan 19,8 persen dan 46,8 persen (yoy).
Banyak wisman merayakan Festival Pertengahan Musim Gugur dengan menyelami tradisi China semaksimal mungkin, seperti membuat kue bulan, membuat lampion, dan berjalan-jalan di bawah sinar Bulan sambil mengenakan pakaian tradisional, menikmati suasana perayaan masyarakat lokal yang meriah.
“Ketika China membuka pintunya bagi wisman, hal itu menyampaikan pesan yang jelas: Datanglah, lihat, dan rasakan sendiri,” ungkap Biljana Vankovskais, seorang profesor kajian hubungan internasional dan perdamaian dari Institut Keamanan, Pertahanan, dan Perdamaian Universitas Ss. Cyril dan Methodius di Makedonia Utara.
“Ke depannya, China akan memperkuat upayanya untuk memfasilitasi akses masuk bagi wisman dengan menambahkan lebih banyak negara ke dalam daftar kedatangan bebas visanya, serta menyediakan produk-produk berkualitas tinggi, pilihan yang beragam, dan layanan yang nyaman bagi lebih banyak sahabat internasionalnya,” kata seorang pejabat pemerintah China.