Thailand-Kamboja Perang, Turis-turis Malah Asyik Party

Posted on

Di tengah meletusnya perang antara Thailand dan Kamboja, pariwisata masih berjalan seperti biasa. Bangkok masih hidup dengan pesta poranya.

Thanh Ha, seorang turis Vietnam yang baru saja liburan di Bangkok pada 25 Juli, menceritakan pengalamannya. Ia mengatakan bahwa konflik Thailand dan Kamboja tak memengaruhi kawasan wisata seperti Central World, Siam Square, dan Samyan Mirtown.

“Sepertinya konflik belum memengaruhi pariwisata di Bangkok,” ucapnya dikutip dari VN Express pada Senin (28/7).

Kemudian ada Tran My, turis yang tiba di Thailand pada 23 Juli. Ia mengunjungi berbagai objek wisata utama yaitu Wat Pho, Wat Arun, Grand Palace, Siam Paragon, dan Safari World.

“Tidak ada tanda-tanda bahwa konflik perbatasan memengaruhi wisatawan,” katanya, seraya menambahkan bahwa harga stabil dan semuanya berjalan normal.

Tak cuma turis, seorang pemandu wisata dari VietGoGo, Nguyen Truc masih melakukan kunjungan wisata ke Bangkok dan Pattaya. Ia mengatakan bahwa zona konflik sangat jauh, sekitar 1.000 kilometer dari Bangkok dan 800 kilometer dari Pattaya.

“Sebagian besar tamu yakin mereka tidak akan terdampak,” ujarnya.

“Turis asing di Pattaya masih berpesta dan bersenang-senang.”

Citra pariwisata Thailand di Dunia Maya

Sejak perang meletus, kepanikan akan pariwisata tersebar di forum-forum perjalanan. Banyak wisatawan mulai mempertanyakan apakah mereka harus membatalkan perjalanan.

Vietnam menjadi salah satu pasar Asia dari Thailand. Sejak tanggal 24 Juli, kekhawatiran wisatawan mulai terlihat, kata Vo Duy Khang, kepala penjulanan di VietGoGo.

Salah seorang turis mengaku membatalkan perjalanan ke Thailand untuk bulan September mendatang. Perjalanan itu sudah disiapkan dan menjadi aktivitas pertama keluar negeri bersama adik laki-lakinya.

Tak cuma Thailand, tur ke Kamboja pun pelan-pelan meredup. Agensi wisata Du Licht Viet melaporkan bahwa tiga grup menghapus rencana liburan ke Siem Reap dalam 10 hari terakhir. Mereka memilih Phnom Penh atau kota lain.

Pada bulan Juni, pemesanan untuk Kamboja turun hampir 40%. Hingga 25 Juli, wisatawan dengan keberangkatan pertengahan Agustus mulai menyuarakan kekhawatiran tentang keselamatan.

“Kami terus berkomunikasi dengan para mitra untuk menyediakan pilihan terbaik bagi pelanggan kami,” ujar Wakil CEO Pham Anh Vu.

Meskipun perusahaan belum mengadakan pembatalan tur Thailand, Vu mencatat bahwa tidak ada pemesanan baru yang masuk pada 24 Juli, sebuah fenomena yang aneh di tengah puncak perjalanan musim panas. asyik