Turis-turis asing meminta agar Hanoi Train Street tak ditutup setelah insiden kereta menyenggol meja dan kursi sebuah kafe. Mereka menyarankan agar keamanan diperketat.
Komang Armadi, turis asal Indonesia yang berkunjung ke Hanoi Train Street bersama adiknya, pada Kamis (9/10), mengaku tidak sanggup menonton langsung saat kereta melintas.
“Kami merasa takut,” kata Komang dikutip dari Vietnam Express, Senin (13/10/2025).
Dia mengatakan meski lokasi itu sangat populer di situs dan agen wisata internasional, kekhawatiran soal keselamatan membuat pengalaman mereka tidak sepenuhnya menyenangkan.
Hanoi Train Street menjadi jujugan wisatawan dunia. Di sana, rel kereta diapit kafe dan rumah warga. Wisatawan bisa mendapatkan pengalaman unik menyaksikan kereta melintas hanya beberapa inci dari tempat duduk sambil menikmati kopi.
Namun, sejumlah kecelakaan terjadi. Beberapa wisatawan terlalu dekat dengan kereta hingga nyaris celaka. Insiden terakhir tercatat kafe dan kursi kafe tersenggol kereta karena terlalu mepet. Video berdurasi satu menit yang dibagikan oleh Seniworld Travel pada Selasa (7/10) memperlihatkan sebuah kereta yang melintas dan menabrak meja-meja di pinggir rel, membuat para pengunjung panik dan berlarian.
Train Street sempat ditutup pada September 2022 karena alasan keselamatan. Namun, pagar pembatas dan pos penjagaan tak mampu menghentikan kerumunan, terutama di akhir pekan, dan banyak kafe tetap beroperasi.
Peter (58), turis asal Swiss yang duduk di salah satu kafe pada Jumat (10/10), mengatakan tempat itu masih aman jika pengunjung tetap berada di area kafe. Namun, bahaya muncul saat orang berdiri terlalu dekat ke rel.
“Keamanan itu penting,” ujarnya.
Turis asal Myanmar, John Nay, juga menceritakan pengalamannya yang nyaris tertabrak. Ia sedang merekam kereta yang mendekat ketika pintu kereta terbuka tiba-tiba, memaksanya melompat menjauh. Seorang wanita di dekatnya sempat terluka.
“Banyak turis berdiri terlalu dekat dengan rel hanya untuk berfoto. Itu yang membuatnya berbahaya,” kata dia.
Meski begitu, John Nay berpendapat bahwa pemerintah seharusnya memperbaiki sistem pengelolaan, bukan menutup lokasi sepenuhnya.
Pendapat serupa banyak disuarakan wisatawan lain. Seorang pengguna media sosial bernama Yogesh Kumar Nguyen berkomentar:
“Jangan ditutup. Tapi pemerintah harus memberikan peringatan resmi kepada semua pengunjung. Jika terjadi insiden, tanggung jawab ada pada pemilik kafe dan pengunjung sendiri,” ujar dia.
Turis asal Inggris, Chris Chop, menambahkan bahwa Train Street tak perlu ditutup. Dia mencontohkan pasar rel kereta Maeklong di Thailand, yang dulu dianggap berbahaya namun kini justru berkembang setelah jadwal kereta diatur, pagar keselamatan dipasang, dan ada pemandu wisata resmi.
Langkah serupa juga diterapkan di Sri Lanka dengan jalur kereta Ella yang melintas di perkebunan teh. Jalur itu kemudian dilengkapi dengan rambu peringatan, kamera pengawas, pemandu terlatih, dan operator wisata yang diasuransikan.
“Ini atraksi besar bagi turis. Yang penting adalah aturannya diperkuat, bukan ditutup,” kata Chris.